Selasa, 10 Mei 2016

CAT_CING

MEEEOOOWWW

6.20


ketidak sengajaan malam itu
saat aku awal plontos 
saat massa peralihan anak sekolahan
tak pernah ku rencanakan pertemuan itu
apakah kau yang telah merencanakannya?
ataukah tuhan yang telah mengaturnya.
namun sejak pertemuan itu 
aku tak dapat berpindah ke lain hati
bayang wajahmu selalu menjadi bunga di tiap tidur ku
sampai kini
meski kau telah ku miliki
kau selalu menjadi bunga di tidur ku
pernah dahulu ku menghayal
hidup dengan mu
berkeluarga dengan mu
dewasa dengan mu 
dan mati dengan mu
kau memberikan julukan ikan kepada ku
ku beri kau julukan kucing
mengapa?
karna kucing selalu menyukai ikan
begitu juga harapan ku pada mu




KAMPUNG HALAMAN KU, KOTA PONTIANAK BERSINAR, INI KOTE KAMEK

KAMPUNG HALAMANKU
6.20




Perkenalkan, namaku adalah Hafiz Novialdi. Cukup panggil aku dengan nama Hafiz. Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Jika aku diminta menceritakan kampung halamanku, maka aku akan bingung. Sebab kebingunganku bukan tanpa alasasan. Alasan ku bingung menjawab kampung halamanku karena aku lahir di Kabupaten Sambas provinsi Kalimantan Barat. Namun aku tumbuh besar di Kota Pontianak Ibukota provinsi Kalimantan Barat, dan juga kerap aku berkunjung ke Kabupaten Pontianak sebutannya kala itu yang sekarang berubah nama menjadi Kabupaten Mempawah.
Banyak orang berkata bahawa kampung halaman memiliki definisi tempat di mana engkau dilahirkan. Namun apa daya, memang aku dilahirkan di Kabupaten Sambas, namun tetap saja aku tumbuh besar di Kota Pontianak. Maka tak dapat kuceritakan secara pasti bagaimana keadaan di kampung halamanku. Kali ini kutentukan untuk menceritakan mengenai Kota Pontianak. Meski ini bukanlah kampung halamanku namun aku telah menetap di Kota Pontianak ini selama hampir 21 tahun. Jadi, tentunya dapat kuceritakan secara bertanggung jawab mengenai kota tempat aku tumbuh dari kecil sampai sebesar ini.
Terlebih dahulu akan ku kenalkan Kota Pontianak secara umum. Kota Pontianak adalah Ibukota Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dikenal dengan kota Khatulistiwa karena dilalui garis Khatulistiwa. Di utara kota Pontianak tepatnya Siantan terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa. Selain itu Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota menjadi simbol di dalam logo Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah 107,82 kilometer persegi.
Nama Pontianak yang berasal dari bahasa melayu ini dipercayai ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu kuntilanak ketika dia menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana peluru meriam itu jatuh maka di sanalah wilayah keultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh di dekat persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang kini dikenal dengan nama Kampung Beting.
Awal berdiri Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H) Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami’ (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
Itulah penjelasan singkat yang kuberikan tentang kota tempat ku tinggali ini. Kota ini sudah ku anggap sebagai kampung halamanku ya karena seperti yang telah kujelaskan di atas. Perlu kalian ketahui bahwa Kota Pontianak ini juga memiliki sebutan lain, yaitu kota seribu parit. Tentu terdapat alasan mengapa kota ini juga disebut dengan kota seribu parit. Ya, karena beberpa tempat di Kota Pontianak ini diberi nama dengan kata parit. Seperti nama Parit Mayor, Parit Tengkorak, Parit Bugis, Parit Tokaya, Parit Tengah, dll. Selain itu terdapat pula beberapa tempat yang diawali dengan kata sungai, yaitu Sungai Jawi, Sungai Beliung, Sungai Kupah, Sungai Rengas, Sungai Kakap, Sungai Raya, dll.
Kota Pontianak dipimpin oleh seorang Walikota yang berasal dari jeruju juga, daerah tempat tinggal ku yang bernama H. Sutarmidji, SH, M.Hum,. perlu kalian ketahui, pegantian Walikota di Kota Pontianak ini telah terjadi sebanyak sebelas kali. Walikota pertama yang menjadi pemimpin kota ini adalah seorang wanita yang bernama Ny. Rohana Muthalib yang menjabat dari tahun 1950 higga tahun 1953, kemudian dilanjutkan dengan Soemartoyo yang menjabat dari tahun 1953 hingga tahun 1957, A. Muis Amin melanjutkan tahta kepemimpinan Kota Pontianak dari tahun 1957 higga tahun 1967, kemudia Siswoyo menjadi walikota dari tahun 1967 hingga tahun 1973, Muhammad Barir dari tahun 1973 hingga tahun 1978, TB Hisny Halir menjabat dari tahun 1978 hingga tahun 1983, H. A. Majid Hasan dari tahun 1983 hingga tahun 1993, RA Siregar menjabat dari tahun 1993 hingga tahun 1999, Buchary Abdurachman menjabat dari tahun 1999 hingga tahun 2009 dan sekarang yang memimpin adalah Sutarmidji yang memimpin dari tahun 2009 hingga sekarang yang masih dipimpin oleh Sutarmidji yang akrab di panggil dengan sebutan pak wali ini.
Setelah ku perkenalkan kota Pontianak ku secara umum kini akan ku beritahu. Aku tinggal di jalan Nawawihasan Perumanas II kelurahan Sungai Beliung Pontianak Barat. Jika kalian merasa asing dengan nama tempat itu maka akan ku sebutkan kata Jeruju agar kalian mengetahui lokasi tempat tinggalku. Cukup mudah dalam mencari tempat tinggal ku. Karena tempat tinggal ku tak jauh dari Universitas Panca Bhakti yang merupakan satu di antara Universitas Swasta yang terdapat di Kota Pontianak. Siapa yang tak kenal dengan kata Jeruju, karena semenjak ledakan penduduk dan perpindahan penduduk dari desa ke kota atau yang biasa kita sebut dengan kata urbanisasi jeruju menjadi tempat percampuran kebudayaan karena sejak 21 tahun silam Perumnas II memberikan perumahan dengan harga yang murah. Maka dari itu orang-orang termasuk orangtua ku berlomba-lomba membeli perumahan rumah yang di jual oleh pemerintah.
Masa kecilku di Kota Pontianak sangat menyenangkan karena dahulu daerah tempat tinggalku sangat ramah. Tetangga dari ujung sampai ke ujung tentu dikenali, namun sekarang tetangga yang berbeda tujuh sampai delapan rumah sudah tidak dikenali. Sebabnya mungkin karena daerah tempat tinggal ku masyaraktnya sudah sibuk masing-masing. Dahulu setiap sabtu dan minggu ayah ku selalu kebagian surat edaran dari ketua Rukun Tetangga (RT) untuk melakukan kerja bakti secara bergotong royong membersihkan area lingkungan sekitar tempat tinggal kami. Ketika itu semua pemilik rumah turut berpartisipasi. Kepala rumah tangga mengikut sertakan anak-anaknya untuk ikut bergotong royong. Begitu halnya dengan ayahku yang mengajak ku turut serta melakukan kerja bakti secara bergotong royong tersebut. Ibu rumah tangga di tiap rumah sibuk menyediakan sesajen berupa air minum yang segar ketika kelelahan dan makanan untuk disantap bersama. Namun apa daya, sekarang semua telah sirna karena kesibukan setiap orang, mulai dari kesibukan dalam bekerja dan tak ingin terenggutnya waktu untuk beristirahat. Karena rasa memiliki uang yang berlebih, orang lebih memilih untuk mengupah pekerja untuk merapikan dan membersihkan lingkungan rumah mereka. Sangat disayangkan bahwa kegiatan bergotong royong kini telah hilang di makan zaman.
Masih banayk yang ingin ku ceritakan kepada kalian, seperti kuliner dan pariwisata yang terdapat di Kota Pontianak ini. Akan ku mulai dari kuliner. Terdapat berbagai macam kuliner yang dapat menggoyang lidah para pecinta kuliner yang terdapat di Pontianak seperti minuman lidah buaya, air tahu, kembang tahu, bakcang, bakpao, bubur paddas, chai kwe, hekeng, hu ju, ikan asam pedas, keladi atau talas, kengci kwetiau, ki cang, kuan chiang, kue bulan, kwe cap, kwe kia theng, lemang, lempok durian, nasi kari, nasi ayam, nasi babi, nasi capcai, pacri nanas, pekasam, peng kang, pindang, sambal goreng tempoyak, tau swan, sio bi, sotong pangkong, tun koi, dan yam mi. kuliner yang telah di sebutkan tidak semuanya halal. Maka dari itu diperhatikan dulu bahan pembuatannya.
Setelah membahas kuliner maka yang selanjutnya akan ku bahas tempat wisata atau tempat biasa aku menghibur diri yang terdapat di Kota Pontianak. Kota Pontianak ketika siang sangatlah panas maka perlu kita menghibur diri ketika selesai berhadapan dengan teriknya panas matahari. Biasa aku menghibur diri di Veledrum yaitu tempat yang ditujukan untuk arena balap sepeda yang sekarang sudah tak berfungsi lagi karena keadaan tracknya yang tidak mendukung untuk dilalui sepeda. Veledrumlah yang menjadi tempat favorit ku untuk berbaring menghadap melihat langit yang penuh dengan bintang. Namun beberapa orang menyalah artikan veledrum menjadi tempat untuk mesum karena tempatnya yang kurang akan pencahayaan. Cukup mengeluarkan uang sebesar dua ribu rupiah sebagai uang keamanaan dan uang parker kita sudah dapat menikmati suasana yang ada di sana. Kemudian ada juga meriam karbit yang dimainkan ketika akan menyambut hari raya idul fitri. Kita akan melihat secara langsung kedahsyatan suara dari meriam karbit yang dapat menggetarkan rumah yang ada di sekelilingnya. Wisata ini terdapat di tepian sungai Kapuas. Terdapat juga Museum KALBAR yang menjadi tempat wisata pendidikan. Dengan harga kurang dari sepuluh ribu rupiah kita dapat berwista murah di sana. Setelah itu ada juga gawai dayak yang dilaksanakan di rumah radakng yang diadakan sebagai lambing rasa syukur atas panen padi yang melimpah. Festival cap gomeh yang di adakan di sepanjang jalan Diponegoro, terdapat juga festival kuliner di sepanjang jalan tersebut. ada lagi wisata lain yang terdapat di Pontianak, yaitu Kulminasi Matahari. Diadakan setiap 2 kali dalam setahun. Kulminasi matahari diadakan di tugu khatulistiwa.


Itulah sekilas tentang sejarah, tempat wisata dan ragam kuliner di kota ku. Semoga bermanfaat bagi yang membaca…