Rabu, 15 Januari 2014

cerpen "SIAPA" karya Putu Wijaya

SIAPA

KAMU siapa sih, rasanya kita kok sudah kenal?" orang itu tersenyum
   "Ya. Rasanya pernah ketemu. tapi di mana ya? pernah kok. Ya jelas sekali pernah. Di sebuah pesta barangkali. pesta ulang tahun. pesta ulang tahun di rumahnya Nana ya?!"
  Orang itu menggeleng.
  "Kenal Nana?"
  "tidak"
  "o kalau begitu bukan. kenal Lina?"
  "lina yang mana?"
  "itu lina yang baru datang dari London. dia sekolah di situ tapi baru setahun sudaj kapok. katanya nggak doyan makan keju. habis katanya di situ jarang ada nasi".
  "nggak".
  "siapa ya?"
  wanita itu berpikir-pikir. ia merogoh tasnya dan mengeluarkan marboro. menghunus dengan sigap sekali sebatang. kemudian bingung mencari geretan. lelaki di depannya kemudian merogoh saku. mengeluarkan korek dan menawarkan api. rokok di sulut.
  "merokok?" kata wanita itu sambil mmenawarkan rokok.
  "saya tidak merokok".
  "tidak? kok bawa geretan?"
  "saya selalu bawa geretan karena sering ketemu dengan orang yang merokok tapi lupa membawa geretan.
  wanita itu tertawa meledek
  "anda ini lucu sekali. di mana ya saya pernah ketemu dengan orang yang kocak seperti anda. dia juga selalu membawa geretan. dan tahu nggak pada suatu ketika ia lupa membawa geretan. lalu teman-temannya kecewa. lalu teman-temannya yang suka merokok itu mengumpulkan uang dan memberinya hadiah ulang tahun sebuah geretan".
  wanita itu ketawa lagi.
  "laalu geretan itu diberikan kepadanya dengan ucapan - jangan sampai lupa terus dibawa untuk menjaga kontinyuitas rokok kawan-kawanmu - lucu nggak. herannya dia senang lagi menerima geretan itu".
  lelaki itu tertawa.
  "lucu kan !"
  lelaki itu mengangguk .
  "tapi di mana ya saya kenal anda. persis, perssis seperti anda. cara anda bicara. potongan tubuh. cara mengungkapkan kata-kata dan bahkan cara anda mengangguk. anda tak punya saudara kembar kan?"
  "punya".
  "wanita itu terkejut.
  "gila ! punya saudara kembar?"
  lelaki itu tersenyum, mengangguk dengan sopan, lalu mengulurkan api lagi karena rokok tak berasap lagi.
  "jangan-jangan saya pernah ketemu saudara kembar anda. di mana dia sekarang? seorang Angkatan Udara ya?"
  lelaki itu menggeleng.
  "bukan? kalau begitu oya, ya tahu sekarang. Saya ingat. Saya pernah ke Singapur diajak oleh seorang kawan. Di situ kami kehabisan uang. Pada hal kami sedang getol-getolnya shopping. masak kembali ke hotel hanya untuk ambil cek. waktu itu kita kebetulan ketemu dengan seorang lelaki Indonesia. Omomg-omong kebetulan dia satu hotel dengan kami. dan omong-omong kebetulan juga kami sama-samasahabatnya Nina. ini kebetulan semua tapi betul-betul terjadi. Karena dia sahabatnya Nina, saya lalu memberanikan diri untuk pinjam uang untuk dikembalikan ke hotel. Anehnya dia mau. Dia memberikan kita dua ratus dolar Amerika. Padahal kita perlu dua puluh lima. Ya dari pada nanti kurang lagi kita bawa saja. Lalu tahu nggak. Sampai di hotel ternyata orang itu sudah berangkat dan meninggalkan kartu. Saya masih menyimpan kartunya".
  Wanita itu sibuk kembali membongkar tasnya.
  "Di mana ya. Tapi pokoknya dia bilang bahwa kita akan ketemu di Indonesia. Sama sekali tidak menyebut-nyebut soal uang. Ya kami jadi tidak enak. jangan-jangan itu saudara kembar Anda ya. Ya? Namanya, namanya siapa ya?"
  Wanita itu sibuk lagi mencari di tasnya. Lalu tiba-tiba lelaki itu tersenyum lagi.
  "Anda kok senyum-senyum saja?"
  "Habis saya tidak punya saudara kembar kok".
  "Kan main-main".
  "Ah gila ! Bisa aja !"
  Keduanya kemudian tertawa.
  "tapi betul kok, orang itu memang misterius. Gila. Tapi kembali yang tadi, saya jadi penasaran. Di mana ya. Saya pasti pernah ketemu Anda. Pasti. Saya tidak salah lagi. Tunggu. Di Semarang dalam Festival Film Indonesia !"
  Orang itu menggeleng.
  "Di mana ya. Pernah nggak kita ketemu?"
  Lelaki itu mengangguk.
  "Main-main lagi ini".
  "Betul"
  "Di mana ya?"
  "Coba ingat-ingat dulu".
  "Nggak ah, capek ingat-ingat. Di mana sih?"
  Wanita itu membuang puntung rokoknya. Lalu menyalahkan sebatang Marboro yang lain. Lelaki itu dengan siaga memberikan api.
  "Di mana saya ketemu Anda?"
  "Tebak saja".
  "Capek nebak. Di mana?"
  Wanita itu mengisap rokok dalam-dalam, lalu menyemburkan asap lewat hidung dan sudut mulutnya.
  "Di mana?"
  Mereka bertatapan
  "Di mana?"
  "Betul tidak ingat?"
  "Tidak"
  Lelaki itu menarik nafas panjang.
  "Di mana?"
  "Di gereja"
  "Di gereja?"
  "Ya".
  "Dalam kesempatan apa?"
  "Perkawinan".
  Wanita itu bengong. Lalu menatat tajam.
  "Anda ini siapa sih?"
  "Suamimu".


------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar